Miraie: Berlayar ke Barat

Muhammad Ismail
3 min readNov 2, 2024

--

Seperti kata pepatah, memulai hal baru selalu menegangkan. Hati saya berdebar, semangat saya memuncak, dan antusiasme saya begitu besar. Kombinasi yang sempurna untuk memulai pelayaran pertama!

Kali ini saya akan berbagi pengalaman bersama “Miraie”, satu-satunya kapal layar Jepang yang diizinkan untuk publik. Bersama kru handal, penuh dedikasi dan pengalaman panjang mengarungi samudra, kami berlayar menuju arah barat dari bagian utara Pulau Shikoku.

Keberangkatan dimulai dengan pagi yang berkabut dan awan gelap pekat hingga tidak tampak sinar matahari. Dengan angin yang berhembus dari timur laut, kapten memberi instruksi untuk segera bersiap diposisi masing-masing dan membentangkan layar utama. Angin berhembus kencang menghasilkan gaya dorong yang cukup untuk menggerakkan kapal dengan tonase 320 ton dan panjang 52 meter itu.

Sambil berdiri di dek kayu yang dirawat dengan sangat baik, saya bertanya-tanya apakah seperti ini perasaan Darwin saat memulai pelayarannya bersama HMS Beagle? Bagaimana dengan Columbus? Apa yang ia lakukan di dek selama pelayarannya yang panjang untuk menemukan dunia baru? Pelayaran ini membuat saya merenung tentang para penjelajah di masa lalu.

Kami terus berlayar ke arah selatan hingga tiba di Jembatan Shimanami Kaido yang terkenal. Jembatan yang menghubungkan dua pulau utama Jepang, Pulau Honshu dan Pulau Shikoku. Dari sudut pandang yang berbeda, jembatan itu terlihat sangat kokoh. Saya teringat bersepeda sejauh 70 km di jembatan itu pada Oktober 2023, pengalaman yang sangat berkesan.

Setelah beberapa waktu, langit biru mulai muncul. Sungguh indah! Menyenangkan melihat cakrawala luas dengan langit biru dan angin musim gugur yang sejuk. Kami juga melihat beberapa ikan melompat-lompat di kejauhan, seolah menyambut kami dalam pelayaran ini.

Di siang yang cerah itu, Chief Officer Miraie mengajak kami berkumpul di dek tengah. Ia dengan sabar mengajari kami dasar-dasar berlayar dan berbagai simpul tali. Sungguh menarik! Sejak kelas simpul terakhir saya sewaktu di pramuka 9 tahun lalu, saya tidak pernah tahu bisa membuat banyak simpul menarik dan berguna seperti itu.

Laut Pedalaman Seto sungguh mempesona, dikelilingi kepulauan kecil dan batuan kapur yang indah. Oh, batuan kapur? Saya ingat batuan jenis ini terbentuk dari pengendapan kalsium karbonat organisme laut yang biasanya terjadi di lingkungan laut dalam. Apakah jutaan tahun lalu Jepang berada di dasar samudera? Sebagai penikmat ilmu geologi, sepertinya saya perlu mengunjungi museum geologi!

Sore itu, kami berlabuh di pelabuhan yang tenang. Angin lembut dan aroma laut menyambut kami. Di bawah langit yang mulai gelap, kapten berbagi cerita tentang pelayarannya ke tempat-tempat jauh. Setiap kisah penuh petualangan dan keajaiban, membuat kami merasa ikut serta. Suara kapten yang penuh antusias, ditambah ombak yang menghantam pelabuhan, membuat cerita-ceritanya hidup. Pelayaran yang berkesan. Tot ziens, tot het volgende avontuur!

Saya mungkin akan menulis lebih banyak tentang pelayaran ini, tapi itu saja untuk saat ini. Saya cukup sibuk minggu ini! 😄

--

--

Responses (2)